Membahasakan Budaya Bahasa Inggris di Kupang
Penulis: Alvin Robert Laukamang
“It’s inevitable your environment will influence what you do,” Pernyataan bijak ini berasal dari Duncan Sheik, seorang penyanyi dan musisi musik pop asal Amerika Serikat. Kalimat tersebut dalam bahasa Indonesia dapat diartikan, “tak terelakkan, bahwa lingkunganmu akan mempengaruhi apa yang kamu lakukan.”Penulis sependapat dengan Sheik, bahwa lingkungan dapat mempengaruhi tindakan seseorang. Misalnya, lingkungan yang didominasi orang-orang yang giat berolahraga, maka anak-anak yang bertumbuh di lingkungan tersebut akan mudah termotivasi gemar berolahraga. Contoh lainnya, jika suatu lingkungan terbiasa menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa pergaulan, maka tentu saja kaum mudanya akan lebih cepat akrab dengan bahasa Inggris.
Bahasa Inggris adalah bahasa internasional. Banyak keuntungan yang dapat diraih seseorang bila ia mahir berbahasa Inggris. Namun kenyataan, banyak orang mengeluh bahwa mereka sudah belajar bahasa Inggris sejak kecil tetapi sampai tua tetap saja tidak fasih berbahasa Inggris. Apa yang salah dalam proses pembelajaran tersebut atau, apa hambatan seseorang sehingga tidak bisa mahir berbahasa inggris dan apakah betul lingkungan dapat mempengaruhi seseorang berani berbahasa Inggris? Hal-hal tersebut yang ingin penulis bahas dalam tulisan ini.
Bahasa internasional mengandung arti bahasa yang dipakai untuk berkomunikasi di seluruh dunia. Perjalanan sejarah bahasa Inggris cukup panjang untuk akhirnya sampai ditetapkan sebagai bahasa internasional. Alasan yang paling mendasar dari penetapan tersebut adalah karena bahasa Inggris mempunyai tata bahasa paling mudah dipelajari dibanding bahasa lainnya dan bahasa Inggris adalah bahasa yang terus berkembang seiring berjalannya waktu. Ini ditunjukkan dari data penambahan kosa kata baru bahasa Inggris yang mencapai rata-rata 8.500 kata setiap tahunnya (www.kompas.co.id).
Keuntungan Mahir Berbahasa Inggris
Kemampuan berbahasa Inggris yang cukup memadai akan menjadi nilai tambah bagi sesorang. Seseorang dengan kemahiran berbahasa Inggris akan mempunyai peluang lebih luas dalam memilih pekerjaan, mudah memahami perkembangan zaman dan teknologi. Ia juga akan mudah menambah ilmu pengetahuan mengingat banyak buku atau literatur ilmu terbaru ditulis dalam bahasa Inggris, serta dapat berkomunikasi dengan banyak orang dan memperluas relasi secara global.
Sebagai bahasa internasional, tentu bahasa Inggris dipakai dalam urusan bisnis admistrasi perusahaan-perusahaan dan organisasi-organisasi besar dunia. Bahkan untuk diterima bekerja di perusahan-perusahaan bonafit lokal atau internasional, pihak manajemen perusahaan biasanya menetapkan syarat kemampuan berbicara dan menulis dalam bahasa Inggris yang cukup tinggi. Selain itu lembaga-lembaga pemberi beasiswa kuliah lanjutan sering menetapkan standar nilai bahas Inggris yang tinggi pula. Itu berarti bila seseorang ingin diperhitungkan di pasar dunia kerja profesional atau ingin mendapat beasiswa kuliah yang dicita-citakan, harus mempersiapkan diri sesuai standar kompetensi bahasa Inggris yang ditetapkan.
. Dengan kemampuan berbahasa Inggris, seseorang juga dapat membagikan karya, mencetak prestasi dan menyuarakan aspirasinya kepada lebih banyak orang di dunia. Hal itu dicontohkan Roslinda Tamo Ina ketika menjadi delegasi dari Indonesia pada High Level Political Forum pada Juli 2019 di New York mewakili Asia Tenggara. Ia menyampaikan pidato tentang perlindungan anak dan penghapusan kekerasan terhadap anak, mengingat banyak kasus kekerasan terhadap anak yang kerap terjadi di kampung halamannya, Sumba Timur. Kemudian ia terpilih lagi menjadi pembicara di forum UNICEF-PBB pada 8 Oktober 2020. Ia lolos seleksi melawan sekian banyak orang dari Sabang sampai Merauke untuk mewakili Indonesia pada forum bergengsi tersebut. Seorang gadis Sumba, NTT berumur 15 tahun ini berani tampil percaya diri berpidato bahasa Inggris dengan fasih di depan banyak orang dan menyampaikan aspirasi tentang dampak pandemic Covid-19 terhadap anak-anak di Sumba. Bahwa mencuci tangan sesuai protokol kesehatan saja terkadang sulit karena di beberapa tempat masih kekuranan air.
Hambatan Berbahasa Inggris dan Cara Mengatasinya
Melihat potensi keuntungan yang didapat dari kemahiran berbahasa Inggris, membuat banyak orang berlomb-lomba untuk mempelajarinya. Bahkan kurikulum pendidikan sejak sekolah dasar di yayasan pendidikan tertentu menetapkan bahasa Inggris sebagai mata pelajaran wajib, bukan mata pelajaran pilihan. Namun faktanya, tidak semua orang dapat cepat menjadi mahir berbahasa Inggris dalam kurun waktu tertentu atau bahkan dalam waktu yang lama sekalipun.
Ternyata, terdapat banyak hambatan yang menghalangi seseorang mahir berbahasa Inggris. Rupanya niat saja tidak cukup untuk bisa berbahasa Inggris. Hambatan itu bisa berasal dari internal maupun eksternal dari siswa didik. Hambatan internal di antaranya : rasa malas, tidak mengetahui apa manfaat belajar bahasa Inggris sehingga tidak terpacu untuk giat belajar, tidak memiliki tujuan belajar sehingga tidak terarah, juga malu dan takut untuk berbahasa Inggris. Sementara hambatan eksternal misalnya, kurangnya tenaga profesional untuk belajar bahasa Inggris, lingkugan yang tidak mendukung anak-anak berbahasa Inggris sehingga anak-anak menjadi malu dan takut bicara bahasa Inggris.
Tak dapat dipungkiri bahwa lingkungan yang mendukung dapat menjadi salah satu jalan keluar bagi hambatan yang dialami. Mulai dari orang-orang terdekat, yaitu keluarga yang harus berjuang memberikan pendidikan bahasa Inggris yang terbaik bagi anak. Jika di rumah orang tua terbiasa memperkenalkan kata-kata bahasa Inggris dalam komunikasi dengan anak, maka anak akan terangsang mempelajari bahasa Inggris sejak kecil. Selain melalui sekolah, orangtua juga dapat memberi kesempatan pada anak dibimbing di luar sekolah. Syukurlah di Kupang kini telah dibuka banyak sekali tempat bimbingan bahasa Inggris yang dapat menjadi semangat awal pembelajaran bahasa Inggris. Beberapa lembaga kursus bahasa Inggris yang terkenal di Kupang di antaranya English First (EF), Fortuna English Course dan Primagama. Selain itu di berbagai media sosial juga terpasang banyak iklan jasa memberi kursus bahasa Inggris di Kupang secara privat baik online maupun offline.
Dengan mengikuti kursus, anak akan dilatih secara bertahap dan sistematis untuk menguasai bahasa Inggris. Apalagi di EF juga menyediakan native speaker sehingga anak didik dapat belajar cara pengucapan bahasa Inggris yang benar dari penutur aslinya.
Namun untuk mengikuti kursus offline atau online di manapun diperlukan dana dalam jumlah tertentu. Di sisi lain, saat ini ilmu pengetahuan dapat diakses secara mudah di dunia maya. Karena itu untuk anak yang dapat belajar mandiri tentu dapat memakai media pembelajaran gratis yang bisa diakses di internet. Misalnya menginstal aplikasi-aplikasi pembelajaran bahasa Inggris gratis atau belajar langsung dari tutorialnya di kanal youtube. Atau dengan cara-cara praktis lainnya, misalnya menghafal sejumlah kosa kata bahasa Inggris dengan target harian, melatih pelafalan dengan menyanyikan lagu-lagu berbahasa Inggris atau menonton film berbahasa Inggris tanpa terjemahan bahasa Indonesia. Niscaya kemampuan bahasa Inggris akan meningkat. Karena itu tidak ada alasan kekurangan dana untuk belajar bahasa Inggris.
Pengaruh Lingkungan
Lingkungan yang penulis maksudkan dalam tulisan ini adalah lingkungan sosial sebagai tempat dimana masyarakat saling berinteraksi dan melakukan sesuatu bersama-sama sehingga lingkungan tersebut dapat mempengaruhi kemampuan berbahasa Inggris seseorang. Selanjutnya, jika lingkunan tersebut mendukung penggunaan bahasa Inggris dalam pergaulan atau komunikasi sehari-hari, akibatnya akan menarik banyak keuntungan kepada lingkungan tersebut. Menurut Dr. Minh N. Tran, Executive Director of Academic Affairs EF Education First, berdasarkan data pada EF English Proficiency Index (EPI), kemahiran bahasa Inggris memiliki keterkaitan dengan daya saing ekonomi, perkembangan sosial dan inovasi. Negara dengan tingkat kemahiran bahasa Inggris yang tinggi cendrung memiliki pendapatan rata-rata lebih tinggi, kualitas hidup lebih baik, serta investasi yang lebih besar dalam penelitian dan pengembangan (dikutip dari www.mix.co.id )
Dari situs tersebut juga dikatakan, khusus di Indonesia, di antara kota-kota besarnya, tingkat kemampuan berbahasa Inggris di Bali tercatat yang tertinggi. Selanjutnya diikuti empat kota besar lainnya yaitu Jakarta, Yogyakarta, Jawa Timur, dan urutan kelima Jawa Barat. Tidak heran bila tingkat ekonomi kelima daerah itu pun terus meningkat terutama dihubungkan dengan sektor pariwisata.
Menyadari pentingnya kemahiran berbahasa Inggris bagi kemajuan suatu daerah maka Gubernur NTT, Victor Bungtilu Laiskodat juga berusaha bagaimana supaya masyarakat NTT yang cukup terpelajar mulai aktif menggunakan bahasa Inggris dalam pergaulan sehari-hari. Bahkan para pegawai di lingkungan Kantor Sekretariat Daerah Provinsi NTT disarankan untuk setiap hari rabu memakai bahasa Inggris untuk komunikasi (lisan) di Kantor. Malah himbauan itu dibuat dalam bentuk peraturan yaitu Peraturan Gubernur no 56 tahun 2018 tentang Hari Berbahasa Inggris. Peraturan itu juga ditujukan kepada semua satuan pendidikan dan para pelaku di sektor pariwisata seperti desa wisata dan restaurant di seluruh NTT untuk berbahasa Inggris di hari Rabu.
Tujuan dari peraturan itu adalah untuk mendukung pembangunan di sektor pariwisata di NTT yang sedang digalakkan oleh Gubernur. Selanjutnya dihimbau kepada walikota dan bupati di seluruh NTT untuk juga melaksanakan “English Day” di wilayahnya. Respon masyarakat bermacam-macam setelah dikeluarkannya peraturan itu. Misalnya di beberapa gereja mendukung dengan cara memperbanyak lagu-lagu rohani berbahasa Inggris yang dinyanyikan saat ibadah hari minggu. Sejumlah pegawai di Kota Kupang bergegas mendaftar kursus untuk memperlancar speaking English-nya mereka.
Bagaimana evaluasi terhadap pelaksanaan peraturan tersebut sampai saat ini penulis belum mendapatkan datanya. Namun peraturan itu adalah suatu terobosan yang membuka penghalang orang malu dan takut berbahasa Inggris di depan depan umum. Dengan sendirinya tuduhan “sok-sok” Inggris akan kurang dialamatkan pada orang yang senang mempraktekkan bahasa Inggris dalam pergaulan di masyarakat. Selain itu, khusus untuk Kota Kupang, lembaga-lembaga kursus sering mengadakan lomba-lomba pidato dan penulisan artikel dalam bahasa Inggris untuk pelajar, mahasiswa dan masyarakat umum yang dengan sendirinya menambah iklim berbahasa Inggris di kota ini. Beberapa siswa SMP yang sudah beberapa kali mengikuti lomba pidato bahasa Inggris mengatakan, karena sering mengikuti lomba-lomba tersebut maka mereka sekarang lebih percaya diri dan tidak takut salah ketika berbicara bahasa Inggris dalam pergaulan sehari-hari.
Penutup
Banyak kemudahan sudah tersedia di lingkungan Kota Kupang yang mendukung seseorang untuk meningkatkan literasi (kemampuan berbicara dan menulis) bahasa Inggris. Misalnya dukungan pemerintah, dan mudahnya mendapat bimbingan melalui kursus dengan biaya terjangkau atau belajar secara gratis dari internet. Jika rajin berlatih, nantinya kita bisa memiliki kompetensi bahasa Inggris yang sesuai kebutuhan pasar tenaga kerja, masa depan kita akan cerah. Dan untuk menjadikan Kota Kupang sebagai kota berbahasa Inggris, harus dimulai dari diri kita sendiri yang berani menggunakan bahasa Inggris dalam pergaulan sehari-hari.
Biodata
Alvin Robert Laukamang, atau biasa disapa Alvin, Lahir di Kupang, 6 Mei 2007. Saat ini duduk dibangku kelas X di SMA Katollik Giovanni Kupang. Alvin ingin menjadi seorang dokter.
Saya generasi muda yang peduli literasi! Artikel ini ditulis sebagai bentuk serta EF Literacy Day Competition 2021: https://www.ef.co.id/writing-competition
Sumber Artikel: https://www.mediatorgivans.com/2021/10/membahasakan-budaya-bahasa-inggris-di.html
Leave a Comment