Penulis: Khansa Ziyan Achdiana

Seseorang mengirim pesan ke akun Instagram saya. “Thank you so much!” Balas saya. Saat saya membuka profilnya, ternyata itu adalah akun yang dibuat untuk hamsternya yang bernama Mochi. “Mochi is adorable too!” Saya menambahkan.

Keesokan harinya, ia mengirim pesan lagi, “How much is it for a digital drawing? If you take commissions?

Ini adalah kesempatan besar. Saya tidak membuka komisi, tetapi tawaran ini datang dengan sendirinya.Tentu saja saya menerimanya. Kami menyepakati tema dan harga. Gambar selesai, dan ia sangat menyukainya sampai-sampai ia menjadikan gambar tersebut sebagai foto profil, dan saya mendapatkan $25 pertama saya. Pengalaman yang tak terlupakan.

Saya adalah pelajar yang hobi menggambar. Belakangan ini, saya mengunggah gambar-gambar saya ke akun instagram pribadi. Awalnya hanya karena hobi, namun sekarang saya bisa menghasilkan uang dari hobi tersebut karena orang-orang di komunitas mulai mengenal saya sebagai seorang ‘artist’, menyukai karya-karya saya, dan membelinya.

Sebenarnya, apa yang membuat saya bisa terhubung dengan mereka? Karena memiliki hobi yang sama? Tentu. Namun itu saja tidak cukup.

Ada satu hal yang membuat kami bisa terhubung, hal yang membuat kami—orang-orang dengan asal negara, bahasa, dan budaya yang berbeda—bisa memahami satu dan yang lainnya selain karena kesamaan hobi: bahasa Inggris.

 

Saya menggunakan bahasa Inggris di instagram. Awalnya karena unggahan pertama saya adalah sebuah ilustrasi untuk event menggambar Do This in Your Style yang digelar seorang seniman asal Amerika, maka caption yang saya pakai pun berbahasa Inggris. Namun saya terus menggunakannya sampai sekarang setelah saya menyadari satu hal: Saya memiliki jangkauan tak terbatas kepada orang-orang diluar sana jika menggunakan bahasa Inggris. Ini berarti, audience saya tidak sebatas orang-orang Indonesia saja, namun seluruh dunia.

Setelah unggahan pertama saya dengan caption berbahasa Inggris tersebut, banyak orang-tidak hanya dari Amerika- yang mengunjungi dan mulai mengikuti akun saya. Saya merasa, dengan menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa pertama, para audience cenderung nyaman dan merasa diterima, meskipun diantara mereka ada yang tidak menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa pertama. Bahasa Inggris merupakan bahasa internasional, yang berarti diperuntukkan untuk siapa saja.

Selain membantu saya membangun relasi, bahasa Inggris berperan besar di kehidupan saya sebagai pelajar. Ketika saya membutuhkan informasi lebih mengenai materi pelajaran, dengan menggunakan kalimat pencarian berbahasa Inggris, saya akan menemukan banyak sekali penjelasan mengenai materi tersebut.

Hal ini pun berlaku saat saya menggambar. Tutorial-tutorial yang lengkap kebanyakan berbahasa inggris. Untuk software menggambar digital yang umum digunakan, ada banyak tutorial berbahasa Indonesia, dan lebih lengkap lagi yang dibawakan dalam bahasa Inggris. Namun untuk software menggambar digital yang penggunanya sedikit, tutorial untuk software tersebut pun terbatas, dan jarang ada yang menggunakan bahasa Indonesia.

Itulah sedikit cerita pengalaman saya, bagaimana bahasa Inggris berperan besar dalam pencapaian-pencapaian saya. Dari pengalaman-pengalaman tersebut, saya melihat bahasa Inggris seperti sebuah kunci untuk membuka gembok-gembok yang merupakan faktor-faktor kesuksesan lainnya. Jika gembok-gembok ini terbuka, maka kita pun bisa membuka pintu yang dikuncinya, anggaplah pintu itu adalah kesuksesan.

Saya juga menemukan berbagai faktor kesuksesan yang didukung oleh kemampuan berbahasa Inggris. Yang pertama adalah peran dalam membangun relasi.

Faktor relasi berperan penting dalam kesuksesan seseorang. Dengan mengenal dan berhubungan dengan banyak orang, maka peluang-peluang yang terbuka pun semakin banyak. Salah satu cara membangun relasi ini adalah dengan menguasai bahasa Inggris, seperti pada cerita saya sebelumnya.

Mengenai faktor relasi ini, saya punya pengalaman lain yang menarik. Di organisasi non-profit tempat saya berkarya, kami sering mencari narasumber inspiratif untuk diwawancara. Kami mendiskusikan, siapa yang bisa kami wawancara. Mengingat kami melakukan ini semua dengan sukarela, tentu kami tidak bisa membayar narasumber. Namun tak disangka tenyata banyak diantara teman-teman saya yang punya kenalan narasumber yang menginspirasi, dan kebanyakan dari mereka ada di luar negeri. Untuk bisa mengenal mereka, tentu bahasa Inggris berperan besar sekali. Dengan mewawancarai narasumber-narasumber hebat tersebut, organisasi kami bisa terus berkarya.

Yang kedua, peran bahasa Inggris dalam pendidikan. Pendidikan tentu sangat memengaruhi kesuksesan seseorang. Ijazah, sertifikat, dan sebagainya, tentu dengan memiliki itu semua, kesuksesan seakan didepan mata. Pendidikan pun didukung oleh kemampuan berbahasa Inggris yang baik. Hal ini pun berlaku dalam pendidikan non-formal. Saya mempelajari sedikit tentang desain, dan bahasa Inggris benar-benar membantu saya dalam dunia desain ini.

Ketiga, peran bahasa Inggris dalam pengetahuan. Pengetahuan dapat diperoleh melalui beragam informasi. Informasi yang berbahasa Inggris lebih lengkap dan beragam, bahkan tak terbatas. Dengan memiliki pengetahuan yang luas, jalan menuju kesuksesan semakin mudah. Pengetahuan ini bisa berupa apapun, bisa dalam bentuk ilmu pengetahuan, seperti sains, sastra, dan ilmu-ilmu lainnya. Atau berupa informasi, seperti bagaimana cara belajar yang efektif, bagaimana cara menjadi pemimpin yang baik, informasi lowongan pekerjaan, informasi lomba, dan lain-lain.

Suatu saat saya mendapatkan tugas persentasi, mulai dari isinya, slide-slide dalam file persentasi, dan cara penyampaiannya, semua akan dinilai. Tentu saja jika ketiganya bagus maka nilai yang didapat akan besar sekali. Namun saya memfokuskan diri untuk memaksimalkan desain slide saya dan isinya saja.

Saya sering melihat tutorial-tutorial dari para profesional yang menyulap slide persentasi menjadi lebih dari sekedar slide-slide biasa, menjadi seperti sebuah pertunjukan yang menarik sekali untuk dilihat. Para profesional ini membuat video tutorial berbahasa Inggris.

Sebenarnya saya lebih suka menonton tutorial berbahasa Indonesia, namun saya melihat desain yang dibuat oleh tutor-tutor yang berbahasa Inggris sangat unik dan keren. Mereka juga menggunakan trik-trik persentasi yang belum banyak diketahui dan dipakai orang lain, termasuk tutorial-tutorial membuat slide persentasi berbahasa Indonesia.

Dengan pengetahuan membuat slide persentasi yang baik inilah saya sukses menyampaikan persentasi yang tidak membosankan. Guru dan teman-teman saya menyukai desain tersebut. Saya rasa skill membuat slide persentasi ini sangat berguna, dan lagi-lagi, bahasa Inggrislah yang mengantarkan saya kepada tutorial-tutorial bagus tersebut.

Dan yang terakhir, peran bahasa Inggris dalam komunikasi. Bahasa Inggris tentunya memudahkan kita dalam berkomunikasi, ditambah lagi bahasa Inggris kaya akan kosa kata.
Dengan mempelajari bahasa Inggris, kosa kata bahasa Indonesia yang kita ketahui pun juga semakin banyak, dan kemampuan berbahasa kita akan semakin baik. Ini memudahkan kita dalam mengutarakan atau menjelaskan sesuatu, bernegosiasi, atau hal-hal lainnya yang melibatkan komunikasi. Seseorang dengan kemampuan berkomunikasi yang baik cenderung mudah meraih kesuksesan.

Kembali ke cerita saya mengenai tugas persentasi di sekolah, rata-rata teman saya yang memiliki kemampuan public sepaking bagus saat persentasi juga bisa berbahasa Inggris dengan baik. Dengan kata-kata yang dipilih dengan rapi, mereka bisa menyampaikan sesuatu dengan baik dan mudah dimengerti.

Kemampuan berkomunikasi dan berbahasa Inggris ini juga penting saat melamar pekerjaan. Mulai dari mengisi daftar riwayat hidup atau curriculum vitae, kita bisa mencantumkan bahwa kita bisa berbahasa Inggris dan seberapa baik kita menguasainya. Ini akan jadi poin lebih, karena umunya perusahaan menginginkan karyawan yang memahami dan dapat berkomunikasi dalam bahasa Inggris.

Kesimpulan yang bisa saya dapatkan adalah, bahasa Inggris benar-benar berperan besar dalam mencapai kesuksesan di masa depan kita. Karena bahasa Inggris dapat membuka berbagai kesempatan menuju kesuksesan. Bahasa Inggris seperti sebuah kunci, yang bisa membuka faktor-faktor pendukung kesuksesan lainnya di masa depan.
Saya generasi muda yang peduli literasi! Artikel ini ditulis sebagai bentuk serta EF Literacy Day Competition 2021:  https://www.ef.co.id/writing-competition

Sumber Artikel: https://alwildan.sch.id/news/berita/detail/kunci-gerbang-kesuksesan