Bahasa Inggris: Penyambung Hidup dalam Redup
Penulis: Marvella
Pemerintah Indonesia telah yang menjadikan mata pelajaran bahasa asing sebagai mata pelajaran wajib untuk dipelajari siswa dari sekolah dasar hingga jenjang SMA. Artinya, jika seorang pelajar telah menamatkan pendidikan minimum di Indonesia, ia sudah mempelajari bahasa Inggris selama 9 tahun. Jika melanjutkan sekolah di level pendidikan tinggi, seluruh program studi akan memberikan mata kuliah bahasa asing untuk 1 atau 2 semester meskipun disiplin ilmu yang diambil tidak berkaitan dengan bahasa asing. Dengan waktu belajar bahasa Inggris sudah sangat panjang, banyak siswa Indonesia masih belum mencapai standar tes bahasa Inggris yang menjadi tolok ukur penguasaan bahasa Inggris secara Internasional. Lalu apa yang menyebabkan siswa Indonesia tidak mampu memenuhi standar kecakapan berbahasa Inggris?
Alasan terbesarnya adalah kurangnya motivasi para siswa untuk mengembangkan kemampuan bahasa Inggris mereka. Motivasi-motivasi di bawah inilah yang diharapkan dapat menyadarkan para siswa dan guru Indonesia untuk mengusahakan generasi bangsa yang mampu bersaing secara global.
Motivasi Budaya dalam Edukasi
Bahasa dan budaya adalah dua hal yang saling berkaitan dalam mempelajari bahasa asing. “Budaya, bersifat multidimensi dan terus berubah. Ia begitu vital dan fungsional bagi mereka yang menciptakannya dan bagi mereka yang menerimanya” (Gay, 2000). Budaya memainkan peran yang besar dalam memotivasi pelajar untuk menguasai bahasa asing. Kita semua percaya bahwa seorang pelajar tidak akan cakap dalam menguasai bahasa Inggris jika mereka tidak memiliki kesadaran tentang budaya yang telah dibentuk oleh bahasa Inggris itu
sendiri. Walaupun telah mengetahui fakta tersebut, budaya sering kali tidak dianggap sebagai salah satu penggerak dalam proses belajar. Guru bahasa Inggris contohnya, sering kali menggunakan metode dan teknik mereka sendiri dalam mengajar bahasa asing. Neff and Rucynski (2013: 13) menegaskan bahwa “karena tidak ada buku cetak yang mengintegrasikan bahasa dan budaya secara sempurna, guru perlu membangun kegiatan tambahan untuk menjadikan budaya sebagai komponen konsisten dalam kelas bahasa.”
Demi menjaga minat belajar siswa akibat kurangnya motivasi budaya dari guru-guru bahasa Inggris inilah, cara-cara kreatif harus ditemukan. Beberapa studi menyatakan bahwa menggabungkan musik dan film dalam kelas bahasa membuat pembelajaran lebih relevan dan meningkatkan motivasi untuk belajar. (Rosova, 2007) mengklaim bahwa lagu menduduki ruang di dalam kelas untuk menciptakan suasana yang kooperatif dan bersahabat untuk kegiatan pembelajaran bahasa. Ia juga menyebutkan gagasan bahwa lagu merupakan alat yang efektif dalam pendidikan
Sebuah riset dilakukan oleh Hamid Reza Haghverdi untuk mengidentifikasi lagu dan film sebagai dorongan untuk meningkatkan motivasi siswa. Hasilnya menunjukkan penggunaan lagu dan film untuk menyalurkan budaya dalam pembelajaran berdampak baik untuk meningkatkan penguasaan bahasa siswa. Suasana yang diciptakan melalui musik meningkatkan kemampuan siswa untuk mengingat kosa kata dan mempersingkat keseluruhan waktu yang diperlukan untuk belajar. Oleh karena itu, guru bahasa Inggris harus fokus untuk mengembangkan aspek budaya dalam mengajar bahasa untuk membangun kompetensi linguistik dan budaya dalam proses pembelajaran yang kreatif.
Motivasi Sosial dalam Edukasi
Motivasi sosial akan menjadi suatu faktor mendasar yang mempengaruhi kinerja seseorang dalam melaksanakan tugasnya (Steers dan Porter, 1982; Siagaan, 1995). Dalam proses belajar bahasa Inggris, motivasi sosial ini sebagian besar dipengaruhi oleh pihak-pihak yang turut serta dalam mengembangkan kemampuan bahasa Inggris pelajar. Kita semua percaya bahwa orang-orang terdekat merupakan motivator terhebat dalam proses belajar dan mengajar bahasa Inggris.
Di dalam motivasi sosial, terdapat motivasi berprestasi, motivasi persahabatan, dan motivasi kekuasaan. Di antara 3 jenis motivasi sosial ini, motivasi berprestasi merupakan jenis yang paling mempengaruhi kualitas motivasi sosial dalam edukasi. Motivasi berprestasi merupakan suatu usaha untuk mencapai kesuksesan, dengan tujuan berhasil dalam kompetisi dalam suatu ukuran standar keunggulan. Motivasi berprestasi ini bisa dicapai secara mandiri maupun melalui orang tua, guru-guru dan teman-teman. Motivasi berprestasi secara mandiri dibangun melalui kedisiplinan, semangat juang, dan sikap optimis dan positif dalam mengahadapi masalah. Adanya dukungan dan pengahargaan dari orang-orang terdekat juga akan menumbuhkan motivasi berprestasi. Jika motivasi berprestasi terpenuhi, siswa cenderung akan menunjukkan perkembangan yang signifikan.
Kehadiran motivasi sosial merupakan faktor yang walaupun tidak berkaitan secara langsung dengan proses belajar bahasa Inggris, namun mempunyai peranan yang khas yaitu menumbuhkan gairah, semangat, sehingga ada energi dari para siswa untuk ikut didalam proses belajar mengajar, dan keikutsertaan tersebut dipicu oleh kebutuhan pada awal belajar yang tercetus pada keinginan melakukan kegiatan belajar
Motivasi Karir
Motivasi karir didefinisikan dalam beberapa komponen utama, yaitu ketahanan karir, wawasan karir, dan identitas karir (London, 1983). Konsep wawasan karir berkaitan dengan realisme bahwa setiap individu berpikir tentang diri mereka sendiri dan karir mereka. Konsep identitas karir adalah sejauh mana sesorang akan bekerja dengan baik pada pekerjaan mereka.
Ketahanan karir diartikan sebagai kemampuan untuk mengatasi kemunduran karir, berhubungan dengan resistensi seseorang terhadap gangguan karir dari lingkungan karir yang optimal.
Pengetahuan tentang karir mungkin sudah diuraikan kepada para pelajar Indonesia sejak kecil melalui penjelasan singkat maupun video edukasi di internet. Bahkan ada banyak konseling dan seminar yang diadakan untuk pelajar-pelajar Indonesia demi menumbuhkan motivasi karir. Namun, banyak siswa Indonesia yang masih kebingungan dengan karir apa yang ingin mereka tempuh di masa depan. Padahal masa berkarir atau bekerja merupakan tahap utama dalam kehidupan setiap orang di dunia. Masa ini yang seharusnya dipikirkan secara matang dan diperjuangkan dengan penuh tanggung jawab..
Kurangnya motivasi karir berdampak pada keseriusan pelajar untuk menggali bidang- bidang yang harus mereka kuasai demi bersaing dalam dunia kerja. Bahasa Inggris tentu saja tidak akan luput dari kemampuan yang harus dikuasai oleh para pelajar. Akibat dari kurangnya motivasi karir ini selaras dengan ketidakmampuan pelajar Indonesia untuk memenuhi standar tes bahasa Inggris internasional. Padahal, ada banyak manfaat yang akan diperoleh dari usaha menguasai bahasa Inggris ini.
Jika pelajar memiliki kemampuan bahasa Inggris yang baik, ia akan menempuh jalur pendidikan yang lebih mudah dengan kemungkinan mendapatkan beasiswa atau melanjutkan pendidikan di luar negeri dengan biaya gratis. Peranan bahasa asing juga sangat diperlukan dalam mengusai teknologi komunikasi maupun dalam berinteraksi secara langsung. Dengan kemampuan bahasa asing yang baik, akan terbuka banyak kesempatan untuk memperoleh pekerjaan yang baik di perusahaan multinasional yang memang mensyaratkan kemampuan bahasa asing yang baik.
Walaupun sudah menempuh pendidikan yang panjang dengan bimbingan bahasa Inggris secara maksimal, namun siswa-siswi Indonesia masih dinilai kurang untuk menunjukkan kualitas pengajaran bahasa Inggris oleh pengajar dan tutor bahasa Inggris. Kurangnya kualitas bahasa Inggris dari pelajar Indonesia diakibatkan oleh absennya motivasi- motivasi yang mendukung proses pembelajaraan bahasa Inggris. Motivasi budaya dan sosial dalam edukasi, serta motivasi karir harus kembali ditumbuhkan oleh orang tua, pengajar, serta dari diri setiap pelajar Indonesia. Setelah memahami kendala-kendala tersebut, diharapkan semua orang mengusahakan berkembangnya kemampuan berbahasa Inggris demi kepentingan diri sendiri di masa ini dan di masa depan.
Saya generasi muda yang peduli literasi! Artikel ini ditulis sebagai bentuk serta EF Literacy Day Competition 2021: https://www.ef.co.id/writing-competition
Daftar Rujukan
Chenowith, Natasha H. 2014. Cultural and Linguistic Obstacles for English Language Learners. Surabaya: Univeristas Katolik Widya Mandala.
Ibrahim, Abushihab. 2016. The Effect of Cultural Awareness on Motivating Students to Learn English as a Foreign Language in Jordan. Amerika: American Research Institute for Policy Development.
Haghverdi, Hamid Reza. 2014. The Effect of Song and Movie on High School Students Language Achievement in Dehdasht. Dubai: Universitas Islamic Azad.
Kurniawan, Valerino. 2016. The Motivation Of Social Class Students of SMA Gama Yogyakarta in Learning English. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.
Subandowo, M. 2009. Pengaruh Deferensiasi Motivasi Sosial terhadap Perilaku Profesional Guru. Surabaya: Universitas PGRI Adhi Buana Surabaya.
Handayani, Sri. 2015. Pentingnya Kemampuan Berbahasa Inggris Sebagai Dalam Menyongsong ASEAN. Surakarta: Universitas Slamet Riyadi.
Leave a Comment